Mencoba mengamati rasa kesal...
Minggu pagi kemaren, waktu naik angkot ke gereja, di pertigaan tiba2 angkot berhenti dan...
"yang mo ke pasar turun di sini ya"
"loh ga lewat di depan-nya"
"ga bisa bu, tuh ada polisi"
"gimana sih tau gitu kan naik angkot cipete bla bla bla"
Berwajah sebel 2 ibu terpaksa turun
"jalan juga ga jauh kan ya, tinggal kesono doang"
komentar seorang ibu ke sebelah-nya.
(* Rute angkot ini waktu arah sebaliknya yang lewat depan pasar, dan klo dari pertigaan itu em lumayan jauh juga *)
Adem ayem angkot melaju lagi, dan ga begitu lama yang biasanya lurus ini belok..
"loh ga lurus bang"
"ga bu, rute yang seharusnya ya belok sini"
"biasanya juga lurus"
"wah klo lurus ketangkep polisi bisa berabe bu"
"gimana sih orang udah biasa"
"lah saya yang tiap hari nglewatin rute ini"
Ibu yang berkomentar sebelummnya pun turun dengan berwajah manyun.
(* hm, lucu juga ya.. akhirnya ibu itu kesal juga*)
Ga begitu lama 2 orang turun, dan tinggallah aku menjadi penumpang-nya.
Begitu di pertigaan,
"mo turun dimana?"
"di masjid agung pak"
"udah jalan aja, tinggal lurus doang"
waks, terpaksa turun dan terucap "ya ampun pak"
Duh bapak itu, dah bikin 5 orang kesel..
Mana berangkatnya mepet lagi, terus pas program pengiritan lagi hiks..
y wis terpaksa jalan + telat d..
------------------
Begitulah, rasa kesal akan muncul saat apa yang kita harapkan tidak terpenuhi dan kita terpaksa menerima sesuatu yang berbeda entah suka atau tidak dan harus melakukan hal lain sebagai akibatnya... (*kita, bukan orang lain*)
No comments:
Post a Comment