Sunday, April 29, 2012

Episode Tanaman #6

Deretan tanaman ini ada di dapur, semua pakai media air. Sebenarnya cuman 4 yang asli di sini, yang satu yang paling kanan itu.. saya ambil di sudut lain dekat kompor. Perhatikan tanaman di botol sprite (yang paling kiri). Waktu itu uji coba menaruh sirih merah. Dan betul.. bisa idup juga, cuman pertumbuhannya lebih cepat klo ditaruh di tanah.

Curcol : kamera, waktu pulang Paskah kemarin di mu pek ma kakak saya, jadi sekarang putu memfoto-nya pake kamera hp :D.

Supernova - Partikel

Agak lama, saya melihat stok novel ini di meja bawah. Walo saya membaca seri supernova sebelumnya, tapi niatan untuk beli cuman sedikit ^_^.

Kebetulan hari itu mati lampu, genset juga ga bisa2 dinyalain, badan waktu itu masih ga karuan2 bikin males untuk berhaha hihi dengan teman. Saya cuman duduk di meja, mengamati pikiran, sambil menikmati angin dari jendela sebelah. Pas ke bawah, ngliat novel ini, tertarik untuk baca. Y wis minta ijin untuk ambil barang dulu, transaksi belakangan.. enak y ^_^.

Hampir seluruh buku ini menceritakan kehidupan Zarah, hanya ada satu keping paling belakang yang menceritakan tentang pertemuan Bodhi dan Elektra. Waktu membaca bagian ini, lupa pleng siapa Mpret, Bong, kemudian Bodhi dan Elektra :D. Saya cuman menebak2, karena Elektra itu Petir berarti dia diceritakan di Supernova -Petir (3). Kemudian Bodhi = Akar, berarti ada di Supernova - Akar (2). Mpret, karena dia teman Elektra berarti ada di Petir. Nah klo Bong, karena dia teman Bodhi dan Mpret adalah sepupu Bong bisa jadi Bong muncul di Akar dan Petir. Lah klo yang pertama, yang Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh menceritakan apa y? Hihi harus baca lagi supaya ingat. O iya, sepertinya ini salah satu alasan kenapa niatan untuk membeli Partikel cuman sedikit, lha saya ga ingat blas cerita2 sebelumnya :D.

Friday, April 27, 2012

Penyesalan

Hidup adalah penderitaan.
Kita menderita, ketika mengenang kejadian atau peristiwa yang telah berlalu
Jika hal itu menyakitkan, batin dengan segala upaya akan menolaknya
Namun jika menyenangkan, batin akan berusaha untuk mengulanginya
Pikiranlah yang membuat begitu

Begitu pula dengan penyesalan
Kita menyesal, ketika mengingat hal2 di masa lampau
Mengapa dulu melakukan hal seperti itu?
Membuat kesalahan yang bertentangan dengan seharusnya
Melakukan sesuatu yang menjadikannya buruk

Buruk?
Ya buruk
Buruk, karena itu menyakitkan
Dan.. tak terselesaikan

Ini tentang relasi denganmu, dalam batinku


Walo kata maaf telah terucap
Dan marah untukmu sudah tak bersisa
Namun bagiku belum selesai
Adalah bohong bila semua baik2 saja

Ini terbukti, saat menerima kabar kepergianmu
Batinku terguncang
Mengapa begitu tiba2?
Mengapa tak mendengar saat sakit?

Penyesalan itu, kembali menyeruak
Peristiwa dan kenangan bermunculan
Membuatku tak berdaya
Terseok2 untuk kembali menyadari saat ini

Kini, kekacauan batin untuk semua itu mulai mereda
Selamat jalan yang pernah di hati
Maafkan semua egoku

Hey, akhirnya ada air mata untukmu
Saat menuliskan ini
Dan ada satu kalimat yang akan selalu kuingat
"Jika melakukan kesalahan di masa lalu, ya sudah .. berarti saat itu sedang tidak sadar, yang penting sadari selalu saat ini"

Monday, April 16, 2012

Tas 3 Warna


Tas ke-4 dari program menghabiskan benang wool.
Hampir sepanjang masa purl, hanya satu dua yang knit.. jadi tidak ada yang special di motifnya, bener2 pasaran y ^_^.

Tuesday, April 03, 2012

Seperti Sebatang Pohon di Tengah Hutan

Tanpa batin yang diam, kebaikan yang sesungguhnya tidak akan mekar dan kejahatan terus tumbuh seperti pohon berduri. Sebaliknya, batin yang diam memungkinkan energy kejahatan terpatahkan dan kebaikan yang sesungguhnya menjadi mekar. Kapankah batin harus sungguh-sungguh diam?

Ketika muncul dorongan atau tekanan dalam batin,
 
Berupa nafsu keinginan untuk dipuaskan,

Janganlah bertindak apa-apa.

Diam, janganlah bicara,

Seperti sebatang pohon di tengah hutan.



Ketika muncul dorongan atau tekanan dalam batin,

Berupa api kebencian untuk dilampiaskan,

Janganlah bertindak apa-apa.

Diam, janganlah bicara,

Seperti sebatang pohon di tengah hutan.



Ketika muncul dorongan untuk mencari pujian,

Atau keinginan untuk mencela, merendahkan atau merugikan orang lain

Atau keinginan untuk menggunakan kata-kata kasar, mencari-cari perkara untuk berkelahi,

Diam, janganlah bicara,

Seperti sebatang pohon di tengah hutan.



Ketika batin menjadi kacau atau liar karena kepentingan diri,

Atau dipenuhi kesombongan dan keangkuhan,

Atau dipenuhi rasa rendah diri, cemburu, dan iri hati,

Ketika ada keinginan untuk mengorek-orek kesalahan orang lain yang tersembunyi,

Atau keinginan untuk mengungkit pertikaian lama atau berkata dusta,

Pada saat itu, haruslah diam,

Seperti sebatang pohon di tengah hutan.


Lihatlah sebatang pohon di tengah hutan. Ia tetap diam tak bergeming meski diterpa angin sepoi-sepoi di malam hari atau di pagi dini hari. Ia tetap diam tak bergeming meski digoncang angin badai berhari-hari. Ia tetap diam tak bergeming meski diguyur hujan atau dibakar panas setiap hari. Batin yang diam seperti sebatang pohon di tengah hutan adalah batin yang tidak terprovokasi oleh nafsu keinginan, kebencian, dan kepentingan diri.