Wednesday, July 23, 2014

AKHIR KESEDIHAN

Jika Anda berjalan sepanjang jalan itu, Anda akan melihat kemegahan alam, keindahan luar biasa dari ladang-ladang hijau dan langit yang terbentang; dan Anda akan mendengar tawa anak-anak. Tetapi sekalipun demikian, ada suatu rasa kesedihan. Ada kesakitan dari perempuan yang melahirkan anak; ada kesedihan dalam kematian; ada kesedihan ketika Anda mengharapkan sesuatu dan itu tidak terjadi; ada kesedihan ketika suatu bangsa runtuh, menjadi pudar; ada kesedihan dari kerusakan, bukan hanya secara kolektif, tetapi juga secara individual. Ada kesedihan di dalam rumah Anda sendiri, jika Anda memandang secara mendalam -- kesedihan karena tidak mampu memenuhi, kesedihan dari keremehan dan ketakberdayaan Anda sendiri, dan berbagai kesedihan yang tak disadari.

Ada juga tawa dalam kehidupan. Tawa adalah hal yang menyenangkan—tertawa tanpa alasan, bersukacita dalam hati kita tanpa sebab, mencinta tanpa mengharapkan sesuatu sebagai balasan. Tapi tawa seperti itu jarang terjadi pada kita. Kita terbebani kesedihan; kehidupan kita adalah proses kesengsaraan dan pergulatan, disintegrasi terus-menerus, dan kita hampir tidak pernah tahu apa artinya mencinta dengan seluruh diri kita. ...

Kita ingin menemukan solusi, suatu cara, suatu metode untuk memecahkan beban kehidupan ini, dan dengan demikian kita tidak pernah secara aktual memandang kesedihan. Kita mencoba melarikan diri melalui mitos-mitos, melalui citra-citra, melalui spekulasi; kita berharap menemukan suatu jalan untuk menghindari beban ini, untuk lolos dari gelombang kesedihan.

... Kesedihan mempunyai akhir, tetapi itu bukan terjadi melalui suatu sistem atau metode apa pun. Tidak ada kesedihan, bila ada persepsi akan apa adanya.

~ J Krishnamurti
Buku Kehidupan: Kesedihan
23 Juli

sumber : wall di facebook pak Hudoyo Hupudio