Wednesday, January 18, 2012

Catatan Meditasi #2

Sebagian pengalaman waktu retret meditasi akhir tahun kemarin, em 2 saja lah.
Yang pertama,  klo dibandingkan 2 retret sebelumnya, kali ini sudah tidak terseret obyek yang menguras emosi. Biasanya obyek tsb keluar entah hari ke-2 ato hari ke-3 dan begitu muncul akan terjadi sepanjang waktu sampai retret berakhir. Kemarin hanya muncul sesekali. Dan betul apa yang dikatakan pak Hudoyo..

Apapun itu klo kita pandang, energinya akan habis. Percayalah nanti akan berubah. Cepat atau lambat, waktunya sangat tergantung seberapa dalam emosi kita terlibat di dalamnya. Ibarat api kalau kita mengetahuinya saat masih kecil akan mudah dipadamkan. Lain halnya klo api itu sudah membesar, akan susah dan lama untuk memadamkannya. Dan ingat, ada 2 hal yang tidak boleh dilakukan yaitu menolak atau terseret. Karena ke-2 hal itu ibarat menyiram api dengan minyak, maka yang terjadi.. apinya akan semakin membesar.


Yang ke-2, kejadian di hari ke-3 ato ke-4 lupa tepatnya kapan. Waktu itu setelah makan siang, saya mengambil tempat untuk bermeditasi di perpustakaan. Hanya saya sendiri. Ga sampai 5 menit, saya mendengar suara langkah kk sepupu dan kemudian terdengarlah suara tertawa yang ditahan. Karena hanya ada saya, saya mengira mentertawakan posisi/wajah saya saat meditasi. Saya pun ikut tertawa. Sebal juga, kok ditertawakan y. Karenanya mulai saat itu, jika di dekat kk sepupu semua otot saya kendorkan. Akibatnya seperti keadaan mau tidur. Saya menyadari semuanya, tapi begitu jauh. Dan karena semua otot dikendorkan, mau duduk berapa lamapun tidak berasa capek. Saya juga tidak terkantuk2. Posisi tidak berubah, cuman begitu berdiri berasa lemas serasa melayang. Hari berikutnya, masih seperti itu. Kemudian setelah meditasi pagi bersama, saya betul2 merasa ada yang salah. Saya ceritakan ke pak Hud, dan..

Kalau semua dikendorkan, ya begitu. Seperti saat duduk di kursi malas, lama2 akan tertidur. Maka-nya saya selalu bilang tegakkan tulang punggung anda. Karena harus ada bagian tubuh yang tegang untuk menjaga kesadaran. Dan, jagalah jangan sampai kesadarannya turun.

Apa yang sebenarnya ditertawakan kk sepupu, baru tahu di perjalanan pulang. Ternyata mentertawakan tante yang mencocok2kan posisi meditasi-nya dengan patung Budha. Yah, begitulah kalau tidak bicara ^_^.

3 comments:

Episode Diri said...

wah ini yang desember kemaren di Mendut ya? ah..kapan bs ke sana ya :d

anna said...

temen-nya kk sepupu, akhir tahun nanti yuk :D

Anonymous said...

hahahahahha....walah aku baru tahu kalau kamu berpikiran aku menetertawakan dedek cepupu. wakakakkak...lucu tenan. salah satu contoh riil betapa kitahanya kerap menduga2 pikiran orng. tapi ternyata pikiran kita terhadap orang itu salah. (aku ngakak banter banget ik) tapi tengkyu sharingnya yak)