Monday, February 25, 2013

Dibalik Life of Pi

Belum selesai saya membaca buku Life of Pi, baru 1/2-nya. Dibanding film-nya, buku-nya jauh lebih detil. Ya pastilah ya.

Saat menonton, melihat bagaimana Pi berenang di lautan yang sedang badai. Ingatan saya melayang ke K'Martha. Bagaimana tidak, saat berenang selalu saja k'Martha bilang, "bayangkan Na klo suatu saat jatuh di tengah lautan". Karena topik itu selalu muncul kala berenang, membuat saya berkata, "haduh k'Martha selalu nyerempet ke hal ini". Bukan karena bosan maka jawaban itu yang meluncur. Namun, bisa dipastikan saya bakalan panik klo mengalami-nya. Dan entah bisa bertahan ato tidak. Ato jangan2 saya malah lupa klo bisa berenang ^_^.

Momen lain yang membuat merenung, saat Pi dalam sekejap kehilangan kakak-nya Ravi, dan kedua orang tua-nya. Suatu saat, entah waktu-nya kapan, kita semua akan mengalami ini. Saya mempunyai teman. Seumuran. Berturut2 dia mengalami kehilangan. Kehilangan disebabkan karena kematian atau hal2 yang lain. Yang pertama ibu-nya, kemudian ayah-nya, suami-nya dan yang terakhir adik-nya. Sungguh berat. Tapi dia wanita yang hebat. Seseorang yang amat tegar.

Waktu retret akhir tahun kmaren, seorang ibu bercerita, baru saja kehilangan suami, bapak dan ibu-nya. Saya lupa urutan-nya. Entah siapa yang terlebih dahulu. Waktu bercerita, sudah tidak tampak kesedihan-nya. O iya, sang ibu ini tidak mempunyai anak.

Ke cerita lain, tentang simbah saya. Umur 80-an tahun. Dua2-nya masih hidup. Simbah kakung selalu berkata, "besok klo meninggal, biar mbah kakung-mu ini dulu, baru mbah-mu putri. Klo mbah-mu putri duluan, ga tau mbah kakung-mu ini mau ngapain". Bukan rahasia lagi, klo kebanyakan laki2 tergantung dengan istri-nya. Almarhum kakek jauh saya juga begitu. Tidak lama setelah istri-nya ato nenek jauh saya meninggal, mengirimkan sms ke bulek. Isi-nya bernada putus asa. Ini saya tahu dari bulek saat melayat setelah 2 bulan berselang.

Hal terberat memang kehilangan sesuatu/seseorang tempat kita bergantung. Dan beruntunglah orang2 yang sudah mengalami-nya.

No comments: