…Lalu ada masalah tentang timbulnya banyak pikiran yang saling
bertentangan. Pikiran manusia suka bergentayangan, gelisah, dan terbang
ke sana ke sini mengunyah satu hal dan hal lainnya tiada henti-hentinya.
Hal ini merupakan nasib kebanyakan orang.
Mengapa pikiran melakukan hal ini? Tentu saja pikiran melakukan hal ini karena pada dasarnya pikiran adalah pemalas.
Pikiran yang bergentayangan, sibuk dengan dirinya sendiri, yang
berpindah-pindah dari satu hal ke hal lainnya seperti hinggapnya seekor
kupu-kupu, adalah pikiran yang malas; dan ketika pikiran malas mencoba
untuk mengendalikan keluyurannya, hal ini hanya akan menambah kedunguan
dan kebodohannya saja.
Sedangkan, jika seseorang menyadari
gerakan pikirannya sendiri, jika dia menyadari semua pikiran yang timbul
saling susul menyusul, dan jika orang tersebut mampu menangkap salah
satu pikirannya, baik yang baik maupun yang buruk, dan mengikuti pikiran
tersebut sampai pikiran tersebut sirna dengan sendirinya, orang
tersebut akan menemukan bahwa pikirannya menjadi sangat aktif. Aktifitas
pikiran semacam inilah yang akan mengakhiri pikiran yang bergentayangan
– tapi tidak melalui semacam pengendalian atau pemaksaan. Pikiran
semacam ini adalah pikiran yang teramat aktif, tapi bukan aktif seperti
pikiran seorang politisi, atau pikiran seorang tukang listrik, atau
pikiran orang yang suka mengutip beberapa isi buku, pikiran semacam ini
aktif tanpa suatu pusat pengaktifan.
Pikiran yang didorong
oleh suatu ambisi, yang sibuk memburu-buru tujuannya sendiri, tidaklah
aktif dalam arti seperti yang saya katakan tadi. Tapi jika Anda dapat
memperhatikan satu pikiran dan merenungkannya secara penuh, dengan penuh
kegembiraan dan kegairahan, dengan sepenuh diri Anda, Anda akan segera
menemukan bahwa pikiran Anda begitu luar biasa aktifnya; dan dalam
pikiran semacam ini terdapat suatu ketepatan.
~Jiddu Krishnamurti
Sumber : kiriman Kaveyya Matta di facebook group Titik hening
No comments:
Post a Comment