Tuesday, October 21, 2008

Gadis Sekecil Itu...

Namanya Dina, umur 13 tahun, anak ke-3 dari 5 bersaudara. Berkulit hitam, berwajah manies. Datang bersama Tini (=yang masakin kita di kantor) setelah lebaran dari Karanganyar Jawa Tengah. 2 minggu hampir berlalu, Dina tetap tinggal.
Penasaran iseng tanya2

"Umurmu berapa Din?"
"13 mba"
"Ga sekolah?"
"Ga mba, mo bantuin bapak"
"Lho, terakhir kelas berapa"
"Lulus SD kmaren mba"
"Hm, ga nerusin SMP?"
"Ga ada biaya mba, kasian bapak, harus ngehidupin 8 orang (=5 anak+istri+mantu+cucu), sendirian"
"Klo ada yg nge-biayai?"
"Ga mba, males, aku paling ga pinter di antara sodara2ku, yang lain rengking2 lho mba"
"Beneran ga mau? Sayang lho Din, nanti nyesel lho?"
"Ga mba, ga bakal nyesel dah mantep kok"
"Terus, mo ngapain?"
"Besok klo Ibu (=yang masakin kita juga, sekarang lagi cuti sebulan mo mantu) datang, dijemput bude mba"
"Bude buka usaha?"
"Iya mba, jualan mie ayam"
"Hah, jadi mending jual mie ayam daripada sekolah Din?"
"He3 ya ga sih mba, sebenernya mending sekolah"
...............


Keinginan sekolah terkaburkan dengan keinginan meringankan beban orang tua. Haruskah menjadi korban begitu?

No comments: