Kearifan adalah sesuatu yang harus ditemukan oleh setiap orang, dan itu bukan hasil dari pengetahuan. Pengetahuan dan kearifan tidak dapat berjalan bersama-sama. Kearifan datang apabila terdapat pengenalan-diri yang matang. Tanpa mengenal diri sendiri, tidak mungkin ada ketertiban, dan oleh karena itu tidak ada kebajikan.
Nah, belajar tentang diri sendiri, dan mengumpulkan pengetahuan tentang diri sendiri, adalah dua hal yang berbeda. ... Batin yang mengumpulkan pengetahuan tidak pernah belajar. Yang dilakukannya adalah ini: Ia mengumpulkan bagi dirinya sendiri informasi, pengalaman sebagai pengetahuan, dan dari latar belakang apa yang telah dikumpulkannya, ia mengalami, ia belajar; dan oleh karena itu ia tidak pernah sungguh-sungguh belajar, tetapi selamanya mengetahui, memperoleh.
Belajar adalah selalu pada masa kini yang aktif; ia tidak punya masa lampau. Pada saat Anda berkata kepada diri sendiri, “Saya telah belajar,” itu telah menjadi pengetahuan, dan dari latar belakang pengetahuan itu Anda dapat menimbun, menerjemahkan, tetapi Anda tidak dapat belajar lebih jauh. Hanya batin yang tidak memperoleh, melainkan selalu belajar—hanya batin seperti itu dapat memahami seluruh entitas yang kita namakan ‘aku’, diri. Saya harus mengenal diri sendiri, strukturnya, hakikatnya, makna entitas ini secara total; tetapi saya tidak dapat melakukannya dengan terbebani pengetahuan terdahulu, dengan pengalaman terdahulu, atau dengan batin yang terkondisi, oleh karena kalau begitu saya tidak belajar. Saya hanyalah menafsirkan, menerjemahkan, memandang dengan mata yang telah kabur oleh masa lampau.
sumber : Mutiara Kehidupan (13 Januari) - J.Krishnamurti
No comments:
Post a Comment