Monday, May 06, 2013

APAKAH KEBEBASAN ITU?

Oleh KRISHNAMURTI

Banyak filsuf telah menulis tentang kebebasan. Kita bicara tentang kebebasan -- kebebasan untuk melakukan apa pun yang kita sukai, mempunyai pekerjaan apa pun yang kita inginkan, kebebasan untuk memilih seorang laki-laki atau perempuan, kebebasan untuk membaca buku apa pun, atau kebebasan untuk tidak membaca buku apa pun. Kita bebas, dan apa yang kita lakukan dengan kebebasan itu? Kita menggunakan kebebasan itu untuk mengekspresikan diri kita, melakukan apa yang kita sukai. Semakin lama kehidupan ini semakin permisif -- Anda boleh berhubungan seksual di taman terbuka.

Kita memiliki kebebasan macam apa pun, dan apa yang kita lakukan dengan itu. Kita mengira bahwa bila ada pilihan, kita memiliki kebebasan. Saya bisa pergi ke Italia atau Prancis; suatu pilihan. Tetapi apakah pilihan memberikan kebebasan? Mengapa kita harus memilih? Jika Anda sangat jernih, melihat dengan murni, tidak ada pilihan. Dari situ datanglah tindakan benar. Hanya jika ada keraguan dan ketidakpastian maka kita mulai memilih. Jadi, kalau boleh saya mengatakannya, pilihan menghalangi kebebasan.

Negara-negara totaliter tidak memiliki kebebasan sama sekali, oleh karena mereka mempunyai gagasan bahwa kebebasan menyebabkan kemerosotan manusia. Oleh karena itu, mereka mengendalikan, menekan -- Anda tahu apa yang terjadi di sana.

Jadi apakah kebebasan itu? Apakah itu berdasarkan pilihan? Apakah itu melakukan apa yang kita sukai? Sementara psikolog berkata, jika Anda merasakan sesuatu, jangan ditekan, ditahan atau dikendalikan, alih-alih ekspresikan langsung. Dan kita melakukanya dengan sangat baik, terlalu baik. Dan ini juga dinamakan kebebasan. Apakah melempar bom itu kebebasan? -- Lihatlah bagaimana kita memerosotkan makna kebebasan.

Apakah kebebasan terletak di luar sana, atau di dalam sini? Di mana Anda mulai mencari kebebasan? Di dunia luar, di mana Anda mengekspresikan apa pun yang Anda sukai, apa yang dinamakan kebebasan individual; ataukah kebebasan mulai dari dalam, lalu kemudian mengekspresikan diri keluar secara cerdas? Pahamkah Anda pertanyaan saya? Kebebasan hanya ada bila tidak ada kebingungan di dalam batin saya, ketika secara psikologis dan religius saya tidak terperangkap dalam perangkap apa pun -- pahamkah Anda? Ada tak terhitung banyaknya perangkap: guru, juruselamat, pengkhotbah, buku-buku bagus, para psikolog dan psikiater; mereka semua perangkap.

Dan jika saya bingung dan terdapat ketidaktertiban, tidakkah pertama-tama saya harus bebas dari ketidaktertiban itu sebelum saya bicara tentang kebebasan? Jika saya tidak punya hubungan dengan istri saya, suami saya atau orang lain -- oleh karena hubungan kita berdasarkan pada citra-citra -- terdapat konflik yang tidak terhindarkan bila terdapat pemisahan. Jadi tidakkah saya harus berangkat dari sini, di dalam ini, dalam batin saya, dalam hati saya, agar bebas sepenuhnya dari semua ketakutan, kecemasan, keputusasaan, dan kepedihan dan luka-luka yang kita alami melalui ketidaktertiban psikis tertentu? Amatilah sendiri semua itu, dan bebaslah dari itu!

Tetapi tampaknya kita tidak punya energi, kita pergi kepada orang lain untuk memberi kita energi. Dengan bicara kepada seorang psikiater kita merasa lega -- pengakuan dan sebagainya. Selalu bergantung pada orang lain. Dan ketergantungan itu mau tidak mau menghasilkan konflik dan ketidaktertiban. Jadi kita harus mulai memahami kedalaman dan keluhuran kebebasan; kita harus mulai dengan apa yang paling dekat, diri kita sendiri. Keluhuran kebebasan, kebebasan sejati, kemuliaan, keindahannya, ada di dalam diri kita apabila terdapat ketertiban sempurna. Dan ketertiban itu datang hanya apabila kita menjadi cahaya bagi diri kita sendiri.

[Brockwood Park, 2nd Question & Answer Meeting, 4th September 1980 - 'Freedom']


Sumber : wall di fb pak Hudoyo Hupudio

2 comments:

Episode Diri said...

angel.....

Anonymous said...

nek jare pak Hud, angel mergo ono sik diharapkan temen-nya kk sepupu ^_^